Paracetamol
Nama lain : Paracetamolum, acetaminophen, paracetamol.
Merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
sedikit pahit. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C5H9NO2
dihitung terhadap zat anhidrat.
Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam natrium
hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol.
Khasiat dan
Penggunaan : Analgetik dan antipiretik.
Tengah hari, di sebuah café outdoor, duduk seorang
laki-laki bernama Fajri. Disebelahnya, ada Arel, sepupunya yang baru saja
keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Mereka berdua saling mengunci mulut sembari
menunggu pesanan datang. Fajri memesan iced lemon tea, sedangkan Arel ingin
menikmati ganasnya mentari siang dengan secangkir kopi panas.
Dua menit kemudian, pelayan cantik berjalan bak
seorang model mendatangi meja Fajri dan Arel, membawakan pesanan. Berpakaian
serba ketat, lekuk demi lekuk terlihat jelas, belahan dimana-mana, dan hanya
mengenakan celana hot pants—memampangkan kulit putih-mulus. Pelayan itu
meninggalkan meja dengan langkah yang membuat pinggulnya bergoyang ke kiri ke
kanan.
Fajri segera menyedot iced lemon tea-nya. Menyiram kerongkongannya
yang mulai mengering. Sambil minum, Fajri menatap Arel yang merogoh kantong
jumper-nya, mengambil sesuatu. Sebuah bungkus pil. Arel memasukkan dua pil ke
dalam cangkir kopi yang masih panas. Sesekali ia meniup-niup kopinya dan
mengaduknya perlahan.
‘Apa yang baru saja kau masukkan?’ tanya Fajri,
penasaran.
‘Obat’ Arel menjawab cuek.
‘Obat apa?’
‘Parecetamol..’
Fajr melongo. ‘Kau gila ya? Kenapa memasukkan
paracetamol ke dalam cangkir kopi? Dasar aneh!’ hardik Fajri.
‘Kau yang gila! Punya otak tapi tidak digunakan.
Kopiku masih panas..! maka supaya cepat dingin, aku memberinya … obat penurun
panas!’ jawab Arel enteng.
Fajri: ‘…’
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!