Korupsi.
Tindakan busuk yang menjangkiti masyarakat dan bersemi hampir di setiap jengkal
elemen negeri ini, tak terkecuali di dalam sekolah.
Pertanyaan
saya, apa korupsi hanya bersangkutan dengan UANG?
Sebab banyak
juga warung-warung di jalanan yang mengkorupsi barang dagangan maupun
timbangan. Ambil contoh, misal ada penjual warung beras yang dengan tamak
memberi sebuah benda untuk beban berat pada timbangan, supaya ketika ia
menimbang beras, ia masih untung karena
berasnya tak kunjung habis (masih ada sisa).
Selain warung,
sarana yang kerap digunakan praktek korupsi adalah POM Bensin. Ada lho POM
Bensin yang curang. Yaitu mereka yang mengotak-atik saluran mesin bensinnya,
untuk memberdayai para pelanggan.
Sementara di
lingkup sekolah, seperti yang saya bicarakan pada posting lalu. Ada guru yang
suka korupsi tanpa menggunakan uang. Para guru itu, mereka mengkorupsi … waktu.
Pernah jadi
korban korupsi waktu oleh guru? Saya (sebagai siswa) sering.
Yang saya maksudkan
adalah, itu lho, guru yang tetap mengajar
meski bel tanda ganti pelajaran sudah berbunyi. Biasanya meraka itu tipikal
guru yang mempunyai materi pelajaran banyak namun belum sanggup memaksimalkan
waktu yang disediakan.
Kalimat,
‘Sebentar lagi yaa.. tinggal sedikit nih materinya. Nanggung!’ merupakan alibi
khas mereka.
Iya, saya tahu,
itu manusiawi. Tapi, disamping kasihan sama guru mapel selanjutnya (karena
jamnya pasti terpotong), tindakan korupsi waktu juga memiliki andil besar dalam
melestarikan budaya mengulur-ulur waktu alias moloooorr.
We all know,
time is money.
Lha wong
rapat-rapat yang diadakan di sekolah mayoritas PASTI ADA ACARA MOLOR-nya. Baik
molor saat permulaan acara maupun ketika acara rapat akan berakhir. Dari alasan
‘menunggu guru yang belum hadir’ sampai ke alasan ‘Ah, kuraaang dikiiii…t
nanggung euy..’
Itu yang bikin
saya resah, kenapa hampir setiap acara di lingkup dareah, selalu ada molornya?
Entah, di rapat desa, rapat karang taruna, rapat SOSIS OSIS, RAPAT
SEKOLAH, acara kawinan, acara pengajian, dan lain sebagainya.
Setidaknya,
kita mengerti bahwa korupsi waktu angat akrab dengan keseharian kita. Dan saya
yakin kita semua pasti benci sama acara molor. Namun apa daya, molor dan
korupsi waktu sudah seperti tradisi bagi kita.
Kita muak..
namun TAK BERTINDAK.
Kita jengah..
namun tak urung BERUBAH.
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Matur nuwun sudah kersa pinarak
ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan
kejujuran dan cuplikan angan
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!