Mungkin
saja jika debu dan pasir mampu bicara, cerita-cerita kita tak akan lagi menjadi
suatu rahasia.
Petang ini, saya menjumpai lagi celana jeans hitam
yang lama tergeletak rapi dalam gantungan pakaian. Saya mengambilnya. Mungkin saja
saya tidak akan terusik rasa penasaran kalo saja saya tidak melihat ada lipatan
di ujung bawah jeans itu.
Saya membuka lipatan itu. Dan...
Butir-butir pasir berjatuhan. Berserakan, bercampur
dengan debu di lantai.
Saya tersenyum. Pasir-pasir itu mengingatkan saya
tentang sesuatu. Mengenaimu.
Kepada debat dan seteru antara saya dan kamu yang
biasa terjadi menjelang hari yang direncanakan tiba. Kepada beratus kilometer
yang kita habiskan seharian. Kepada beberapa Pom Bensin yang kita singgahi saat
jeda per kota. Kepada mie goreng dan dua gelas es teh dengan harga menggila.
Kepada terik dan rintik yang menusuk-nusuk kulit. Kepada kisah yang terbagi
selama perjalanan—yang membuat durasi terasa tak terlalu panjang. Kepada saya
dan kamu. Kepada ‘kita’—semasa dulu.
Kita.... di masa lalu.
FYI : Posting ini masuk dalam
kategori GALERI ASPRET
Semua
gambar di dalam kategori GALERI ASPRET
adalah ASLI HASIL JEPRETAN ASAL-ASALAN
SAYA
Seluruh
gambar tersebut saya ambil dengan kamera digital Canon A2600
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Matur nuwun sudah kersa pinarak
ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan
kejujuran dan cuplikan angan
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!