Pages

Senin, 12 Mei 2014

Catatan Pergantian Tahun



Malam tahun baru ini hujan. Deras sekali. Lama sekali. Dan saya hanya tiduran di rumah. Dingin. Saya tidak berharap apa-apa. Tidak pula ingin apa-apa.

Saya lagi inget aja. Hujan punya makna lain ketika saya disitu. Ketika saya disampingmu, benar-benar disampingmu.

Hujan itu menahan. Menahan saya untuk pulang. Menahan mereka untuk lebih betah berada dalam rumah.

Disitu, waktu selalu berlalu lebih cepat dari biasanya. Kira-kira jam segini sedang apa ya saya sama kamu disana? Ah, kamu pasti lagi berlalu-lalang mulu.

But hei, ini tanggal dimana saya berada disitu seharusnya.

Hanya kamu yang menyukai hujan. Saya tidak. Hujan itu membosankan. Tapi ia yang membuat kita bisa lebih lama berpelukan. Diantara dingin yang menerjang dan rintik yang menghujam. Selama apapun kita saling tenggelam dalam dekapan, hangat selalu ada. Ada untuk merekatkan. Tetap ada meski diluar hujan.

Hangat yang menenangkan. Tidak seperti hujan yang berisik, hangatmu yang menyentuh tak pernah terasa membosankan. Meski kita sama-sama tahu, bosan satu saat pasti akan tiba. Meluluhlantahkan apa-apa yang tersisa.

Dan semoga si bosan itu berwujud siput. Jalannya lelet dan tibanya masih lama. Sangat lama.

Sebab saya suka sendirian. Sendirian itu mengasikkan. Tidak perlu peduli dengan orang lain selain diri kita sendiri. Bebas nentuin yang kita mau dan berapa lama kita disitu. Tapi saat ini, saya tidak ingin sendirian.

Tidak selama di dekat saya masih ada kamu. Tidak selama kita masih berpelukan. Tidak selama kehangatan ini masih nyaman.

Tidak, selama di malam pergantian tahun ini, diluar masih hujan.


Catatan ketika malam tahun baru yang lalu turun hujan…


(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)

Matur nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan angan



0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!