Pages

Kamis, 26 Juni 2014

Tali Temali



Saya selalu menganggap setiap orang itu punya tali. Tali itu mereka tautkan satu sama lain dengan milik orang lain supaya mereka bisa berhubungan. Saling terkoneksi. Begitu pula dengan saya dan kamu.

Sayangnya, saat ini tali kita nggak lagi tersambung. Tali kita… terputus. Pertanyaannya bukan kenapa tali kita terputus, tapi kapan tali kita akan kembali menyambung. Dan saya nggak tahu gimana jawabnya.

Yang saya tahu, tali kita—dulu—nggak cuman tersambung. Lebih dari itu, dulu tali kita saling berlilitan. Sangat kencang. Erat dan nyaman.

Dan yang saya tahu, tali kita yang tak tertali oleh siapapun—atau apapun, punya kesempatan untuk membentuk simpul ikatan baru dengan tali-tali yang lain. Nggak cuman satu, bahkan bisa dengan banyak tali.

Sebelum akhirnya nanti bertalian dengan lain tali, ijinkan saya bilang, saya merindukan talimu. Selamat menali talian lain!

Senang pernah terhubung dengan talimu. Tali yang melilitkan kita sekian lama bersama.

Taliku. Talimu.


(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)

Matur nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan angan


0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!