Pages

Selasa, 25 Maret 2014

Kejadian Pagi Itu





Pertama-tama, ijinkan saya untuk tertawa.

Hahahahahaahahahhaahhahahahahahahahahahahahhaaaa!

Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa sayang antara sepasang lelaki perempuan di pagi hari. Ada yang saling mengirim pesan pendek dengan menyapa, ‘Halo selamat pagi!’, ada yang merencanakan untuk mencari sarapan berdua, ada juga yang mengisi dengan jalan-jalan bareng berdua. Bermacam-macam.

Tapi di pagi itu, berbeda.

Mungkin malamnya mereka sudah merencanakannya. Mengatur tempat, waktu dan detail kecil lainnya. Menimbang-nimbang dan menentukan resiko apa yang sekiranya datang tak terduga.

Barangkali mereka hanya tak ingin melewatkan kesempatan yang ada. Dan ingin menikmatinya berdua. Hanya berdua.

Pukul enam lewat tiga puluh adalah angka yang ditetapkan untuk menandai waktu pertemuan. Lelaki itu sudah tak sabar. Jantung perempuan itu pun berdebar-debar.

Di ruangan paling ujung di lantai dua. Di belakang jajaran bangku, disitu lah tepatnya keduanya akan saling berjumpa.

Perempuan itu tiba lebih awal. Ia memasuki ruangan dan duduk di samping bangku paling belakang barisan kanan. Matanya menyisir keadaan sekitar, ia pun tersenyum. Teringat apa yang dikatakan oleh lelakinya semalam.

‘Percayalah, nggak mungkin ada orang yang berlalu lalang di tempat itu sepagi itu. Kita akan aman disana. Lagi pula, kita juga nggak akan lama kok. Nggak ada yang bakal curiga.’

Bola mata perempuan itu melirik ke arah telepon genggam, memastikan ia benar-benar datang di waktu yang benar. Ia menghembuskan napas pelan. Sedikit gelisah menyelimutinya. Kemana lelakiku? Kenapa tak kunjung tiba?

Tak berapa lama, suara langkah kaki terdengar berjalan masuk ruangan. Ah, itu rupanya, lelakiku telah datang. Batin sang perempuan.

Lelaki itu menutup pintu. Senyumnya disambut hangat oleh senyum si perempuan. Tatapan lelaki itu seperti mengisyaratkan, ‘Apa ku bilang, semuanya akan baik-baik saja, kan?’

Lelaki itu mendekat, duduk bersebelahan dengan perempuan. Mereka tampak malu-malu. Detik berdetak, waktu pun melaju konstan. Seperti yang semalam direncanakan, mereka tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tak rela durasi terbuang percuma hanya karena basa-basi belaka.

Berlusin-lusin rindu yang tertumpuk karena lama tak bertemu akhirnya dapat diluapkan lewat sebuah ciuman. Bibir perempuan itu dilumat bibir si lelaki. Perlahan tapi pasti, mereka mencoba menikmati. Sangat menikmati.

Jemari-jemari lelaki pun mulai usil. Berawal dari pipi, lalu ke daerah bawah telinga, turun ke wilayah leher, kemudian meraba area dada. Perempuan itu mendesah pelan. Satu per satu kancing baju perempuan terbuka.

Bibir mereka masih rapat menempel. Lidah dengan lidah juga ikut bersentuhan.

Lelaki itu memberi instruksi tanpa kata supaya badan perempuan merebah ke lantai. Man in the top. Desah demi desah pelan-pelan bersahutan. Kedua bibir itu terpisah. Bibir lelaki berpindah menyusuri bekas daerah rabaan jemarinya. Menciumi pipi, kemudian area bagian bawah telinga, turun ke leher, turun lagi ke tuang belikat, turun lagi ke……

‘Krrrreeekkkk!’

Terdengar suara pintu berdecit. Menandakan ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu. Lelaki itu tersontak kaget. Sang perempuan reflek dengan cepat menutup kancing bajunya. Ah, padahal sedikit lagi bibir lelaki akan sampai ke pusatnya.

Pintu terbuka lebar. Langkah kaki memasuki ruangan. Lelaki dan perempuan masih dalam posisi rebahan. Terpaku tak bergerak. Dalam sedetik, pikiran lelaki terbang kemana-mana. Berharap ia salah mendengar. Berharap ia menemukan tempat persembunyian. Berharap ia bersama perempuan bisa menghilang.

Pagi itu, jantung mereka mungkin berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Seseorang yang membuka pintu itu adalah saya. Entah kenapa ada dua helm tergeletak di luar ruangan itu membuat rasa penasaran saya terusik. Saya iseng pengen liat. Pasti ada sesuatu yang terjadi disana.

Si lelaki langsung berdiri dengan muka waspada. Si perempuan duduk dengan wajah menunduk. Saya cuma melongo dengan muka bloon sambil bilang, ‘Hei.. selamat pagi!’

Hahahahahahahahahaahhahahahahahaha!

Sampai sekarang pun saya masih bisa tersenyum mengingat pagi itu. Kejutan di pagi hari yang istimewa. Maaf ya, mengganggu pagi kalian berdua!

Selamat pagi! Dan selamat bercinta!



(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)

Matur nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan angan



0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!