Pages

Minggu, 02 Februari 2014

Aku tidak tahu



Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Aku belum mengenalmu—sepenuhnya. Mereka bilang, kita dekat. Katamu, kita masih jauh—lebih jauh dari arti kata jauh itu sendiri. Apa kita sedekat itu? Dekat? Aku tak mengerti apa yang kamu dan mereka maksudkan tentang dekat. But, hei, bukankah kita sudah dekat, sedekat kejauhan yang kita coba dekatkan kala merasa jauh? Ah, kita memang sebenarnya dekat, hanya saja, kamu dan aku berseberangan, bukan?

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Akhir-akhir ini aku punya hobi baru. Aku gemar merindumu, terutama saat malam-malam. Tak banyak yang bias kulakukan. Hanya melamun. Membangkitkan apa-apa yang tak bias kusentuh secara kasat mata, lalu membayangkannya dan merasa puas karenanya. Aneh, kau bilang? Tapi aku suka. Dan aku percaya bahwa semua itu akan terkenang, tersimpan, kemudian ku ceritakan pada dunia.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Pesan-pesan yang kamu kirimkan ke nomorku, mereka nyaris membuatku gila. Edan. Aku suka membacanya berulang-ulang, lantas tersenyum setelahnya. Kadang, iseng-iseng menghafalnya dan mendadak membenci rasa ‘lupa’. Merasa malas menghapusnya dan serasa ingin memkai diri sendiri jika tak sengaja menemukan pesan itu … tiba-tiba hilang.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Aku butuh durasai lama untk mengetik pesan balasan kepadamu. Mencoba merangkai kata demi kata manis dan berharap kamu disana tersenyum kala membacanya. Meski aku tidak benar-benar mengerti, apa kamu benar tersenyum disana. Dayaku hanya mampu sebatas menerka. Terlebih jika kamu lama tak kunjung membalas pesanku. Seolah sejuta prasangka tertuang penuh ke dalam benakku. Menyiksaku yang sedang sendirian diliput penantian.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Seperti sebuah ritual, aku merasa wajib mengunjungi akun facebookmu. Mengintip satu per satu status yang kamu tulis. Mengira-ngira dan menebak-nebak kepada siapa status itu diperuntukkan. Atau hanya berharap—lagi-lagi berharap, seusai menit demi menit yang kita jalani bersama, setidaknya ada sejumput kata yag kamu ucapkan lewat statusmu. Namun sayang, kamu pintar menyembunyikan makna dalam kalimat. Membuatku sulit untuk menerjemahkan. Membuatku kecewa telah berharap berlebihan. Kecewa … tapi tak kenal jera.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Aku suka malam itu kamu memanggilku dengan kata ‘sayang’ saat meramu segelas White Koffie—kopi favoritku. Entah itu kamu sengaja mengucapnya atau sekedar terlintas saat bicara, atau ada maksud kias lainnya. Aku suka kamu menyebutku bawel. Membuatku merasa nyaman membeberkan cerita dan segenap perasaan padamu. Ya, hanya padamu. Hanya kamu.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Aku suka mengamatimu diam-diam. Aku suka ada rasa lega yang tercipta saat menemukan batang hidungmu berada dalam radius pandanganku. Seperti ketika semesta menempatkanmu duduk dibangku tepat dibelakangku. Kamu masih ingat?
Aku suka mendengarkanmu melantunkan sebuah lagu. Aku suka tingkahmu yang jadi diam saat ulangan matematika. Aku suka kebiasaanmu menyangkal ucapan guru yang berbeda dengan pemikiranmu. Aku jadi tahu, ternyata kamu phobia dengan kertas kosong dan seakan muak dengan sesuatu, kamu melampiaskannya ke dalam coretan-coretan abstrak.
Aku suka melihatmu membenamkan kepala ke meja, memejam mata karena bosan dan mendapati mukamu mendadak seperti bebek ketika terbangun. Aku suka tawamu dan senyummu yang tampak lebih jelas—sekaligus lepas. Tapi tapi aku tak terlalu suka sifatmu yang satu itu, mendorong kursiku dengan salah satu kakimu. :p

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Aku mencintaimu. Aku tak peduli kamu juga mencintaiku atau tidak. Aku tak peduli kamu menanggapi rasaku atau tidak. Aku pun tak peduli apa kamu merasakan rasa yag sama seperti yang ku rasa atau tidak. Aku hanya ingin jatuh cinta denganmu. Seandainya diperbolehkan meminta, aku akan meminta kepada Tuhan supa Ia memperpanjang masa berlaku kedekatan kita sekaligus memasok saldo-saldo kisah dan bonus kejutan dalam setiap selipan hari yang ku lalui bersamamu.

Aku tidak tahu apa kamu juga merasakan sama seperti yang kurasa. Semoga kamu merasakan hal yang sama. Semoga.

(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)

Matur nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan angan

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!