Aku masih ingat pada
momen di malam itu..
Malam itu, kau bertanya tentang arti cinta, arti percaya,
arti semua ini
Tentang sesuatu yang sedang kau rasa
Tentang rindu itu, juga tentang senyuman itu
Malam itu, aku masih
merasakan hangat genggamanmu
hingga kini
Kau menggenggam
tanganku erat
Mendekatkannya ke
pelukanmu, dekap
Berharap sentuhan
itu hanya milikmu seorang, hanya kau yang boleh menggamitnya
Tak peduli dengan
tetes keringat yang mengucur pelan
Tak peduli bahwa
kadang tanganku bisa kaku, bisa kesemutan
Kau tetap enggan
melepasnya
Malam itu, untuk kesekian aku mendengarmu menyanyi
Menembangkan nada-nada cinta yang merdu
Kau bersandar di bahuku, hanyut dalam guyuran syair
Sebagai ungkapan puisi, penerjemah bahasa hati
Ketika senyap maupun sunyi
Malam itu, kau
pernah mengirim satu doa
Kau takut jika malam
itu suatu saat harus menjelang akhir
Kau tak ingin
berpisah, aku juga
Hingga isak
mengiringi tangis, kalimat itu selalu kau ulangi
Aku mencintaimu, aku
mencintaimu, aku mencintaimu
Malam itu, kau pernah tertawa renyah
Memuji keagungan alam yang mempersembahkan bulan
Aku suka bulan,
kau berkata
Bahkan kau merasa tak perlu mengagum bintang
Karena bintang
terindah telah aku dapatkan, katamu beralasan
Malam itu,
ganggamanmu, senyumanmu, tangismu, suaramu, dekapanmu
Akan mengisi
senggangku yang kosong
Disini, detik ini,
sampai nanti
Malam itu,
di bawah bulan itu,
kecupan kami pun bertemu…
(.‘’)(‘’.)
(.‘’)(‘’.)
Matur nuwun sudah kersa
pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan
cuplikan angan
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!