Pukul 06.30. sorot demi sorot mentari pagi menembus
ranting dan dedaunan pohon di sepanjang jalan. Bayang-bayang yang hitam
menempel di atas permukaan aspal. Menyapulenyapkan barisan embun yang
sebelumnya menyatu dengan udara. Sirna.
Di sudut komplek itu, berjalan beriringan tiga siswa
kelas satu SD. Pagi ini sesuatu yang mendadak memaksa kaki mereka melangkah
menuju sekolah tercinta, SD APEL MALANG, tanpa diantar sang ayah masing-masing.
Ketiga anak itu bernama Angie, Anas, dan Nazar. Ketika
sisa hawa sejuk semalam menghembus pelan, untuk mewarnai keceriaan pagi, mereka
bertiga mengisi hening perjalanan dengan saling mengoceh. Baik Angie, Anas
maupun Nazar, mereka saling pamer dan membanggakan orangtuanya.
‘Eh tahu nggak?’ Angie, siswa perempuan yang modis
namun pelupa, membuka obrolan. ‘Hari ini harusnya Papi nganter aku ke sekolah
pakek mobil dinas, tapi hari ini Papi ada urusan penting. Mendadak. Terpaksa
deh, aku harus berangkat jalan kaki.’
‘Urusan apa?’ tanya Anas, siswa yang bertubuh jangkung
dan memiliki paras judes.
‘Biasa, Papi lagi keluar kota. Papiku memang hebat.
Pagi-pagi aja dia udah disuruh menghadap Menteri
…’ pamer Angie.
‘Ah, itu sih belum seberapa.’ Anas tak mau kalah. ‘Hari
ini mustinya Ayah juga nganter aku. Tapi ayah nggak bisa. Tadi pagi Ayah
mendapat undangan, Ayahku diundang menghadap Presiden … keren kan?!’
Melihat kedua temannya saling sok berlagak, Nazar cuma
geleng-geleng kepala. ‘Ya ampuuun, kalian ini bisanya cuman pamer. Sombong.
Belagu. Baru menghadap Menteri dan Presiden saja udah bangga. Lah Bapakku,
hari ini pagi-pagi sekali, beliau langsung pergi.’
‘Menghadap siapa?’
‘Menghadap TUHAN !’ jawab Nazar, puas.
‘ . . . ’
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Cuplikan di
atas bukan sekedar prosa pendek belaka. Jangan lihat sisi buruknya, tapi ulik
juga paradigma positifnya. Dari ilustrasi itu, kita bisa tahu, bahwa Tuhan bisa
kapan saja mengambil nyawa kita. Menghentikan laju usia kita.
Tapi apa yang
kita lakukan? Kita sering lupa dan tak mau peduli. Mungkin setelah membaca
posting ini, kita harus bersedia bercermin. Mulai nanti malam, sebelum tidur
coba tanyakan dan jawab kalimat ini…
‘Kenapa aku harus tidur malam ini?
Dan kenapa aku harus bangun esok pagi?’
Kenapa?
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Matur nuwun sudah kersa pinarak
ke gubuk kecil saya
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!