Baru aja tadi siang aku donlud pdf novel kambing jantan. Dengan perasaan
excited, pulang, sampai rumah langsung nyalain computer buat baca tuh ebook
gratisan. Duduk bersila selama nggak kurang dari 3 jam, menghabiskan 78 lebar
halaman sekaligus. Lucu, gokil, bego semua isinya. Tapi bukan itu yang
membuatku tergerak untuk menulis posting ini.
Dari pertama baca satu bab, lanjut ke bab selanjutnya,
lanjut lagi ke bab yang lain, membuatku jadi ngerasa lebih bodoh dari tuh
penulis buku. Di halaman buku itu diceritakan bahwa sebelum di buku-kan, buku
itu dulunya adalah kumpulan dari posting-posting blog. Blog milik Raditya Dika, dimana blognya pernah mendapat posisi nomor enam (dibawah Ndoro Kakung yang menduduki posisi 5)
dalam kategori Top 100 Blog Indonesia.
Dari buku itu juga, aku jadi rajin, semangat dan hobi ngeblog di blog tarianbinbin ini.
Lalu masalahnya?
Sebelum cerita tentang apa masalahnya, sebenernya kalo
boleh jujur, awal tujuan membuat blog ini hanyalah untuk menuangkan semua
catatan yang sering berseayam di otakku. Disamping itu, blog ini dibuat dengan
tujuan: pengen jadi blog yang banyak visitor, disukai public, dan sering
diangkat ke dalam tema-tema di media—seperti blogger-blogger yang lain.
Dulu, aku juga pernah membaca suatu blog yang isinya
sebuah curahan hati gitu. Di dalamnya ada banyak artikel yang mengulas tentang
dunia dari pandangannya. Dan aku bener-bener tertarik dengan hal semacam itu.
Tapi yang jadi masalah, lama kelamaan visi dan misi awal blog ini sedikit demi
sedikit tergeser, berubah dan hancur.
Kata orang sih, ‘Nothing is impossible in this whole
damn world’ kata seorang blogger terkenal, ‘kunci mencapai kesuksesan ngeblog
ada tiga: fokus, konsisten, dan unik.’ Nah, fokus udah, konsisten juga udah
(dalam konteks konsisten, aku menuruti saran dari mereka: seminimal mungkin menerbitkan
satu posting dalam sehari, seterusnya) tapi syarat yang terakhir ini.. u n i k
. itu yang jadi masalah.
Memang sih, blog kadang terasa sebagai seperti sebuah
majalah. Dan apa arti sebuah majalah jika nggak ada yang membacanya?
Hal itu yang akhir-akhir ini sering mambayangi
malam-malamku. Blog ini nggak lagi berisi tentang tarian-tarianku, melainkan
berganti menjadi peralihan terjemahan dari sumber-sumber lain. Aku hanyut. Aku
hanyut dalam derasnya aliran blue ocean! Argh.
Tanpa aku sadari, aku terus mengikuti kemana aliran
ini mengarah. Tanpa aku sadari pula, aliran ini mengalir dengan perlahan, halus
dan tanpa hambatan. Membuatku semakin telena dalam buaiannya. Membuatku lupa
untuk mengingatkan diriku bahwa aku telah kecebur dalam kompetisi kias. Dan
aku, aku.. I have to wake up!
Goal sebuah blog beralih menjadi perlombaan mencari
dan memburu visitor dan pembaca. Apapun aku lakukan, apapun aku korbankan demi
meninggikan angka pengunjung dan traffic blog ini. Harus dirubah!
Pengunjung dan pembaca memang penting. Menjuarai sebuah
kompetisi bergengsi juga tak kalah penting. Tapi jika terlalu
berlebiihan—apalagi sampai mengotori kaedah-kaedah tertentu—namanya bukan
blogger sejati.
Aku pengen jadi seorang blogger-bunglon sejati.
Menjadi blogger sama aja dengan menjadi penulis. Karena sebagian besar yang
dijual dan ditawarkan di pasar blog adalah tulisan. Untuk menjadi seorang
penulis harus bias menjawab pertanyaan ini..
‘Kenapa aku harus membaca
tulisan kamu?’
Pertanyaan yang gampang. Jawabnya yang sulit.
Untuk apa aku menulis jika yang aku tulis sama dengan
tulisan penulis yang lain?
Intinya, aku harus kembali berbenah diri. Menemukan kembali
siapa aku sebenarnya, menemukan voice khas ku sendiri. Cuman itu nilai jual
paling mendasar dari seorang penulis.
To be unique..
To be different.. and,
To be myself.
Menulis bukan tentang berapa banyak orang yang membaca
tulisan kita, apa komentar orang mengenai tulisan kita. Tapi, menulis itu
tentang.. apa yang sekiranya orang yang membaca dapatkan ketika mereka membaca
tulisan kita.
(.‘’)(‘’.)
(.‘’)(‘’.)
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!