Pages

Rabu, 09 Juli 2014

Spirit of Writing in a Blog



Kenapa saya nggak disiplin menulis?
Karena ternyata menulis itu nggak semudah yang saya bayangkan.


Menulis memang gampang, tapi konsisten menulis itu butuh perjuangan. Menulis tulisan yang bagus, saya pernah. Hingga di muat di Koran, saya pernah. Tapi menulis yang bagus dan layak muat secara berulang kali itu baru luar biasa. Luar biasa hebat—dan luar biasa susah. Susah namun bukan mustahil.

Pertama kali tahu kalo saya suka menulis, sekitar tahun 2011. Niat menulis berawal dari tugas Guru KKPI, yaitu bikin blog dan dalam waktu satu bulan blog harus dikunjungi minimal seratus visitor. Mau nggak mau saya mulai mengisi blog dengan tulisan-tulisan saya. Bukan blog ini. Tapi blog saya yang dulu.

Ditambah lagi, saat itu saya mengenal film Raditya Dika yang berjudul Kambing Jantan the Movie. Film yang bercerita bagaimana hidup seseorang berubah berkat ngeblog. Semangat menulis saya langsung mencuat-cuat setelah nonton film itu.

Iya. Tujuan awal ngeblog adalah uang dan terkenal. Tapi berjalannya waktu membuat hati saya juga berjalan realistis. Bahwa uang dan terkenal bukan sesuatu yang hadir secara instan melainkan lewat proses yang panjang.

Lepas dari tugas guru, pelan-pelan saya kian menyukai menulis. Menulis menjadi bentuk ekspresi diri saya. Selain merasakan kebebasan, dengan menulis saya jadi tahu nikmatnya mengungkapkan sesuatu yang terpendam.

Maka terciptalah blog ini. Bagai calon legislatif yang menemukan kursi DPR, saya pun rajin menulis dan membaca banyak tulisan dari blogger lain. Hasilnya berimbas ke semangat saya. Kalo sebelumnya semangat saya mencuat-cuat, kini ia melompat terbang.

Bisa dilihat, di awal blog ini tercipta—Februari 2012—saya termasuk blogger pemula yang produktif menulis. Sebagai resiko dari perbuatan, blog saya mulai ramai dikunjungi. Meski belum banyak tapi hal itu sudah berhasil memompa lagi semangat menulis saya.

Namun menulis terkadang terasa melelahkan. Semangat yang mulanya saya kira berpondasi kuat ternyata harus tumbang. Saya menjadi hiatus—sebutan untuk blogger yang lama tak ngeblog. Berhenti menulis berbulan-bulan. Pengunjung blog saya menyusut drastis. Jika tulisan saya di blog diibaratkan air, blog saya pun menjadi seperti padang gurun yang kerontang.

Nggak enak. Rasanya tiap hari kangen menulis. Ide selalu ada, waktu juga sudah tersedia, niat sudah didapat, tapi… nggak ngerti kenapa, menulis menjadi pekerjaan yang begitu sulit.

Meski semangat menulis sedang tersendat, keaktifan blogwalking masih menyala. Saya tetap rutin jalan-jalan membaca tulisan blogger lain yang saya suka. Disana, di postingan blog-blog keren itu, saya malah jadi iri. Iri sama semangat menulis mereka. Kok nggak padam-padam ya?

Dari blogwalking, saya mulai bertanya dan menyimpulkan jawaban. Yang saya temukan, beberapa diantaranya…

·         Menulis di blog, yang mana adalah tempat umum, membutuhkan semangat berbagi yang tinggi.
·         Menulis nggak perlu selalu bagus—kecuali kalo kita bisa selalu nulis bagus. Karena tulisan yang bagus tapi mogok di tengah jalan kalah sama tulisan yang biasa saja tapi selalu selesai.
·         Menulis nggak perlu bertele-tele. Menulis yang baik adalah tulisan yang bermanfaat dan orisinal. Dekat dengan diri kita maupun dengan pembaca.
·         Menulis itu sebenarnya sederhana. Menulis apa yang dijalani, digelisahkan atau dirasakan. Yang penting maksud tulisannya tercapai, sampai dan selesai.
·         Para blogger yang menjadi favorit saya, umumnya melakukan hal-hal yang nggak jauh berbeda: mereka sering menulis. Disiplin menulis. Dan rutin menulis.

Kesimpulan yang saya dapatkan, lelah menulis itu wajar. Manusiawi. Tapi orang hebat tetap mencoba ‘menciptakan sesuatu’ saat orang lain sibuk ‘cari alesan ini-itu’. Singkatnya, boleh berhenti untuk istirahat sejenak. Tapi jangan kelewat lena dan meninggalkan tujuan.

Yang jadi tujuan istirahat kan untuk mengumpulkan kekuatan supaya bisa kembali melanjutkan perjalanan.

Ah, saya memang sok tahu. Tapi yang saya tahu menulis merupakan sebuah proses dalam mengabadikan kejadian dan sarana pendewasaan melalui beragam pemahaman.

Ah, saya memang sok mau. Tapi yang saya mau, saya mau menulis yang bermanfaat dan orisinal.

Semoga sok tahu dan sok mau saya ini bermanfaat.
Happy writing, everyone!

(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)

Matur nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan angan

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!