Selasa,
22 Januari 2013
Kegagalan
itu tidak selamanya buruk kok. Saya mempunyai alasan tersendiri mengenai arti
kegagalan. Saya menemukannya pada malam itu. Malam kegagalan saya.
Malam
itu saya gagal. Saya gagal mengantisipasi apa yang akan terjadi. Dan… yah,
semua sudah terlanjur terjadi. Saya tak berdaya melakoni apa-apa lagi.
Kembang
api. Malam itu saya ingin mengajaknya menyantap kembang api di jantung kota
Solo. Malam yang spesial seharusnya, karena itu adalah momen pergantian tahun
dari dua ribu dua belas menuju dua ribu tiga belas. Tapi gagal.
Manajemen
waktu yang buruk dan improvisasi yang mengecewakan menyulut api dan
menghanguskan seluruh rencana.
Kendati
begitu, sesuatu yang membuat saya lebih meratapi malam itu, adalah senyumnya.
Dia masih sanggup tersenyum. Mengatakan dengan yakin, bahwa saya tak perlu
berlarut menyesal. Anehnya, malam itu dia malah bilang, ia menyukainya.
Darinya,
saya percaya bahwa kegagalan tak sepenuhnya pahit. Sepahit apapun, pasti masih
ada sisa-sisa yang manis. Semanis senyumnya.
Yang
saya suka dan saya hargai adalah sikapnya. Sikap yang seolah tak peduli dengan
kegagalan yang saya hasilkan. Ia seperti tak keberatan. Ia sanggup menerima
saya. Apa adanya.
Saya
merasa berarti buat dia. Saya merasa hadir saya terasa. Saya merasa hidup. Ia
yang membuatnya demikian. Membuat saya merasa sedemikian rupa.
Terima
kasih untuk kesediaannya mengunyah kegagalan saya.
Karena
saya percaya, semua akan setara dengan apa yang kita upayakan. Bahwa tindakan
apapun akan terasa berarti jika kita melakukannya dengan sepenuh hati.
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Matur
nuwun sudah kersa pinarak ke gubuk kecil saya
Sebuah gubuk, tempat menabung potongan kejujuran dan cuplikan
angan
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!