‘Ndak perlu larut dalam sedih. Masih banyak jalan
menuju gerbang Roma. Termasuk berjalan mundur atau berhenti sejenak untuk
mencapai tujuan. Berhenti bukan berarti harus berhenti, stop, berdiri diam di
tempat. Mungkin sampeyan bisa mengecek ulang segala onderdil yang akan anda
bawa, mengencangkan baut-bautnya, dan memberi pelumas yang baru supaya mesin di
kepala sampeyan bisa lebih siap menempuh perjalanan.’
‘Saya tak mengerti apa saya masih sanggup menerobos
hening malam itu atau tidak. Saya takut terperosok ke jalanan yang gelap—dan
angker. Sepertinya saya belum yakin saya siap.’
‘Harus siap!’ nada Bapak itu makin tegas. ‘Perjalanan
masih panjang. Jangan sampai melambat. Bensin boleh habis, tapi nanti harus
diisi. Jalan yang gelap ndak boleh dijadikan penghambat. Kalau ingin berkenala,
silaken saja, tapi ingat, bawalah peta supaya ndak tersesat. Untuk dapat sampai
ke tujuan memang ndak mudah, asalkan sampeyan tabah, konsentrasi dan hati-hati,
saya yakin, insya Allah, sampeyan pasti bisa!’
‘Bagaimana jika ditengah jalan ban saya bocor?’
‘Bawa ban cadangan dari rumah!’
‘Kalau mesin saya yang mogok?’ tanya saya, judes. ‘Lagipula
rutenya berkelok-kelok dan menanjak. Mesin saya apa kuat?’
‘Itu resiko. Sampeyan jangan takut dengan resiko. Dari
pertama kali sampeyan memutuskan untuk berani mengambil nafas, saat itulah
sampeyan hidup dan resiko pasti akan menyambut.’ Jelas Bapak tersebut. ‘resiko
hinggap dimana-mana. Setiap hal yang kita lakukan dan pilihan yang kita
tentukan, semua mengandung resiko.’
Bapak itu berdehem. Mengambil nafas sejenak, kemudian
kembali melanjutkan petuahnya. ‘jika sampeyan menabung hal baik, maka sampeyan
akan memetik resiko yang baik pula. Sebaliknya, jika sampeyan menginvestasikan
sesuatu yang buruk, meski sekecil apapun, sampeyan ndak bisa sempunyi. Resiko
pasti akan menemukan dan menggerayangi sampeyan. Resiko dan langkah memang
berjalan beriringan. Resiko ndak bisa dihindari dan ditinggal lari, melainkan
ia ada untuk dihadapi!’
‘Dengan apa? Saya tidak punya cukup uang untuk membeli
mesin baru. Mesin saya, mesin lama. Seken.’
‘Ndak ada yang sanggup menjamin. Mesin baru belum
tentu selalu menghasilkan yang baik. Murah atau mahal sama saja. Asal sampeyan tahu
kunci sukses dalam hidup ini, ah, sampeyan akan berhasil meraih mimpi yang di
idam-idamkan.’
‘Kalau saya boleh tahu, apa kuncinya, Pak?’
‘Peliharalah PSK dalam hati sampeyan. Rawat dan
jagalah ia selamanya. Itu adalah bekalmu selama di perjalanan nanti. Yakni, Percaya, Selalu berusaha, dan Keteguhan
doa.’
Saya mengangguk, puas. Tersenyum pada Bapak itu.
‘Matur nuwun, Pak, atas wejangannya..’
(.‘’)(‘’.) (.‘’)(‘’.)
Matur nuwun sudah kersa pinarak
ke gubuk kecil saya
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks for Reading. Follow my instagram account @abadikanmu and see you there!